Ketua MPR RI Zulkifli Hasan ditemui wartawan di ruang kerjanya di kompleks DPR/MPR/DPD Senayan, Jakarta, Kamis (24/8/2017) siang. (Dok. MPR) Ketua MPR RI Zulkifli Hasan ditemui wartawan di ruang kerjanya di kompleks DPR/MPR/DPD Senayan, Jakarta, Kamis (24/8/2017) siang. (Dok. MPR)

MPR dan Pesantren Bergandengan Membangun Bangsa

Kamis, 24 Agustus 2017 | 17:59 WIB

Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menerima sejumlah tamu di ruang kerjanya di kompleks DPR/MPR/DPD Senayan, Jakarta, Kamis (24/8/2017) siang. Salah satunya adalah kunjungan dari perwakilan Pondok Pesantren Al Ishlah Bondowoso.

Pada kesempatan itu, Zulkifli menemui ketua ponpes, KH Muhammad Ma'shum. Dalam silaturahmi yang digelar tertutup itu, keduanya mengaku berdiskusi soal masalah kebangsaan.  

KH Muhammad Ma'shum datang dalam rangka silaturahmi dan membalas kunjungan Zulkifli Hasan yang datang ke pesantren untuk kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI. Ia mengaku prihatin soal kesenjangan yang terjadi di masyarakat Indonesia.

"Bangsa Indonesia sudah merdeka 72 tahun tapi masih banyak yang compang camping, sementara ada warga lainnya yang hidupnya mewah," tuturnya.

Ia pun mengajak kyai-kyai Indonesia untuk berdialog dengan MPR mengenai hal tersebut.

Ditemui di waktu terpisah, Zulkifli Hasan membenarkan adanya wacana pertemuan dengan sejumlah kyai dari penjuru Indonesia untuk berdiskusi mengenai Undang-Undang Dasar. Pertemuan itu rencananya akan dilakukan di Jakarta pada bulan November mendatang dalam suasana Hari Pahlawan.

“Beliau sebagai ketua pesantren dan rumah yatim akan mengumpulkan (para kyai) semacam raker disini beberapa hari untuk diskusi pentingnya penyempurnaan UUD. Kami akan terima nanti di bulan November," tutur Zulkifli.

Dalam kesempatan tersebut pula, Zulkifli pun sempat mengomentari isu politisasi pesantren terkait pilkada Jawa Timur. Menurutnya, setiap orang berhak untuk menyatakan dukungannya dalam panggung politik sebagai bagian dari proses demokrasi.

"Boleh saja semua orang mengklaim mendukung (pasangan cagub). Ini kan alam demokrasi, ngomong saja masa gak boleh?" tandasnya.


FOKUS MPR
+
Dihadapan delegasi Pondok Pesantren Modern Baitussalam Prambanan, Jawa Tengah, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengatakan, para santri memiliki jasa yang sangat besar bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia
Masyarakat Desa Sumoroto, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, yang biasanya menonton pertunjukan reog, kali ini pada 28 Oktober 2018, mendapat suguhan pagelaran wayang kulit
Sembilan anggota baru MPR dilantik Ketua MPR
Sistem demokrasi liberal yang berlaku di Indonesia, membuat kesempatan para calon yang memiliki modal finansial lebih besar.
Anggota MPR dari Fraksi PKB, Mohammad Toha,  mengatakan, sebelum UUD Tahun 1945 diamandemen,
Selengkapnya di www.mpr.go.id